MAKALAH
STARTEGI PEMBELAJARAN
“MOTODE INKUIRI”
D
I
S
U
U
N
OLEH :
Dilla
Aulia Daulai 7151141010
Inka
Sihombing
Musmuliyadi 7152141008
Mata Kuliah STARTEGI PEMBELAJARAN
Jurusan Pendidikan Ekonomi A
Reguler
Dosen Pengampu : Dra Effi Aswita Lubis, M.Pd.
PRODI
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah strategi
pembelajaran yaitu “Metode Inkuiri”.
Selama penulisan tugas ini banyak pihak yang
telah membantu penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penulisan tugas ini
sampai dengan selesai. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang
tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kami, terutama kepada:
1.
Allah SWT
2.
Ibu Effi Aswita Lubis selaku dosen mata kuliah
Strategi Pembelajaran.
3.
Berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Saran dan kritik dari
semua pihak selalu kami
tunggu demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga hasil
makalah ini dapat diterima dan
memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya. Besar harapan kami semoga hasil tugas ini menjadikan amal sholeh dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan kita, Amin.
Madan, September
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................
1.3 TUJUAN..............................................................................................................
1.4 MANFAAT..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Pengertian Inkuiri................................................................................................
2.2 Karakteristik Atau
Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inkuisi..............................
2.3 Asumsi Dan Tujuan.............................................................................................
2.4 Langkah-Langkah
Model Pembelajaran Inkuiri..............................................
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Inkuiri.....................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
3 3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada saat proses belajar–mengajar maka akan
terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan
itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana
pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran
berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan
positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan
konsep selama ini, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam
menyajikan suatu bahan sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam
belajar.
Profesionalisme seorang guru bukanlah hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuanya melaksanakan
pembelajaran yang menarik untuk siswa sehingga siswa lebih aktif mengikuti
pembelajaran. Daya tarik suatu pelajaran terletak pada dua hal yaitu oleh mata
pelajaran itu sendiri dan cara guru mengajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu
keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu caranya adalah dengan
penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan
model inkuiri, guru sebagai “fasilitator pembelajaran”. Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan, menimbulkan hipotesis, penelitian dan percobaan,
menganalisis data, dan memberikan penjelasan.
Johnson dalam supriyono (2011:68) membedakan
discovery learning dengan inquiry learning. Discovery terdapat pengalaman yang
disebut “ahaa experience” yang dapat diartikan nah ini dia. Inquiry learning
tidak selalu sampai pada proses ini. Hal ini karena karena proses akhir discovery
learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak
pada kepuasan kegiatan meneliti. Discovery learning menekankan pada pengalaman
seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan.
Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa
didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian. Persamaan
discovery learning dan inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut
menekankan pada masalah konstektual dan aktivitas penyelidikan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas terdapat berbagai permasalahan yang
dapat kami angkat dalam makalah ini, adapun masalah-masalah tersebut yaitu
sebagai berikut.
- Apakah
pengertian model pembelajaran inkuiri?
- Mengetahui Asumsi dan
Tujuan?
- Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran inkuiri?
1.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari
rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1.
Memahami pengertian model
pembelajaran inkuiri.
2.
Mengetahui Asumsi dan Tujuan.
3.
Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini,
yaitu:
- Dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan mahasiswa calon guru SD.
- Dapat menunjang bahan mata
kuliah Pembelajaran Sains Kelas Tinggi.
- Dapat memberikan pengetahuan
bagi pendidik khususnya untuk guru SD tentang model pembelajaran inkuiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Inkuiri
Mengidentifikasikan pembelajaran
berbasis Inquiry, sama dengan
mengidentifikasikan pendekatan multidimensi atau metode yang mengajak peserta
didik untuk memecahkan masalah yang ada dalam soal . Kata inquiry sendiri sering kali ditulis dalam
Bahasa Indonesia dengan kata injuiri. Menurut Trianto (2007) kata inquiry,
mengandung arti pertanyaan, atau pemeriksaan, ikut serta atau terlibat dalam
mengajukan pertanyaan – pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Demikian juga pengertian yang dikemukakan oleh Wahyudin (2008)
bahwa to inquire mempunyai makna yang
sama sebagaimana dikemukakan Trianto. Sund yang dikutip Trianto (2007) dari
Suryosubroto (1993) menyatakan bahwa discovery
merupakan bagian dari inquiry, atau
dengan kata lain inquiry merupakan perluasan proses discovery. Pembelajaran
inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun
kecakapan – kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses –
proses berpikir reflektif.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh
(Schmidt, 2003) bahwa inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Jadi disini guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan, kadangkala guru perlu
memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran
kepada peserta didik.
Sasaran utama kegiatan
pembelajaran inkuiri ini adalah :
1) Ketertiban
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
2) Keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
3) Mengembangkan
sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang di temukan dalam proses inkuiri.
2.2
Karakteristik atau ciri-ciri
model pembelajaran inquiry
Menurut
Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1)
Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.
2)
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief).
3)
Membuka intelegensi siswa
dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4)
Memberikan kebebasan pada
siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5)
Mendorong siswa untuk
berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6)
Proses interaksi belajar
mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher
centered kepada student centered.
2.3 Asumsi dan Tujuan
Inkuiri mengasumsikan bahwa sekolah
berperan sebaik mungkin untuk mempermudah pengembangan diri sendiri (self
development). Oleh karena itu, inkuiri sebagian besar bersifat berpusat pada
siswa, menurut supaya para siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajarannya
(Wahyudin, 2008). Lebih lanjut, dijelaskan bahwa inkuiri melibatkan unsur –
unsur search surprise, dan sifat ini menjadikannya bersifat sangat memotivasi
siswa.
Tujuan umum inkuiri adalah membantu
siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang mempuni untuk
meningkatkan pertanyaan – pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari
rasa keingintahuan mereka. Suchman (Joyce, dkk, 2009) tertarik membantu siswa
meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Dalam hal ini Suchman merumuskan teori sebagai
berikut:
1) Siswa meneliti
secara ilmiah ketika mereka sedang menghadapi persoalan (kebingungan).
2) Mereka dapat
sadar dan belajar menganalisis strategi – strategi berpikirnya.
3) Strategi –
strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan dapat ditambahkan
pada strategi yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
4) Penelitian
kooperatif dapat memperkaya pemikiran dan membantu siswa belajar tentang
ketidaksemestian, sifat pengetahuan yang selalu berkembang, dan menghargai
penjelasan alternatif.
2.4 Langkah-langkah Model
Pembelajaran Inkuiri
Secara
umum, langkah-langkah model pembelajaran inkuiri sebagai berikut :
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah
langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada
langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan
maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin
dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
3.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai
wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5.
Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
2.5.1
Kelebihan
- Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Model pembelajaran inquiry merupakan model
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
- Model pembelajaran inquiry merupakan model
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- Dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki
kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
2.5.2
Kekurangan
- Jika model pembelajaran inquiry
digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan
dan keberhasilan siswa.
- Model ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam
mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan
belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka
model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
BAB
III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Pembelajaran inkuiri merupakan proses
kolaboratif antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam prosesnya,
siswa dapat mengajukan pertanyaan, mengeksplorasikan jawaban dan penyelesain
suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran inkuiri mendorong siswa
untuk menguji kemampuan siswa dalam mengelola dan mengaplikasikan bentuk konsep
keilmuan yang telah mereka pelajari dengan masalah dunia nyata dari mulai yang
sederhana hingga masalah yang komfleks.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri
Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Roestiyah H.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
Hamruni, Strategi
Dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga, 2009).
LAMPIRAN
UANG
Pengertian Uang
Pengertian uang
dibagi menjadi dua. Yaitu pengertian dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.
a)
Pengertian uang dalam ekonomi tradisional
didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang diterima secara umum. Alat tukar
ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut juga uang barang.
b)
Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang
didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai
alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan
berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan
fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Sejarah Uang
Jangankan uang, pertukaran barang secara
barter pun awalnya belum dikenal manusia. Kehidupan saat itu belum sekompleks
sekarang. Dengan sangat sederhana manusia memenuhi kebutuhan hidup
sendiri-sendiri.
Misalnya pergi berburu jika lapar; butuh
pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan kulit binatang atau pohon; jika
ingin makan makanan lain, mereka pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah
yang diinginkan; dan lain sebagainya.
Namun, seiring berjalannya waktu manusia
menghadapi kenyataan bahwa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara tukar-menukar barang antara
individu satu dengan yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.
Sistem Barter
Sistem barter digunakan cukup lama,
berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati kendala pada sistem tersebut
karena kehidupan lebih kompleks lagi.
Kendala pada sistem barter misalnya sulit
ketemunya dua orang pemilik barang yang saling membutuhkan satu sama lain.
Misal, Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya dengan B yang punya ikan
tetapi butuhnya bukan buah, melainkan pakaian.
Fungsi Uang
Sudah
dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan
barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga
diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih rinci
dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi Asli Dibagi Menjadi Tiga:
- Uang berfungsi sebagai alat
tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran
- Uang juga berfungsi sebagai
satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa
(alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah
pertukaran.
- Selain itu, uang berfungsi
sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi Turunan Dibagi Menjadi:
- Uang sebagai alat pembayaran
yang sah.
- Uang sebagai alat pembayaran
utang.
- Uang sebagai alat penimbun
kekayaan.
- Uang sebagai alat pemindah
kekayaan.
- Uang sebagai alat pendorong
kegiatan ekonomi
Syarat-Syarat
Uang
Suatu benda dapat dijadikan
sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
- Benda itu harus diterima
secara umum (acceptability)
- Untuk memenuhi kriteria poin
1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh
pemerintah
- Terbuat dari bahan yang bisa
tahan lama (durability)
- Kualitasnya sama (uniformity)
- Jumlahnya dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
- Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
- Mudah dibawa (portable)
- Mudah dibagi tanpa
mengurangi nilai (divisibility)
- Memiliki cenderung stabil
dari waktu ke waktu (stability of value).
Jenis Uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi
menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.
- Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli sehari-hari (common money).
- Uang giral adalah uang
yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang
dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
Uang menurut
bahan pembuatannya
Adalah uang
yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena bisa tahan lama. Pada
awal kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadarnya
semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini memiliki tiga
nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai nominal, yaitu nilai yang
tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar, yaitu nilai daya tukarnya.
Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa
dapat sepiring nasi.
Yaitu uang yang terbuat dari
bahan kertas. Uang jenis ini hanya memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang
tinggi, sedangkan nilai intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang,
uang logam dibuat dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak
sebanding dengan nilai nominal.
Menurut
nilainya uang dibedakan menjadi dua:
- Uang penuh (full bodied
money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang
tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.
Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik
yang terkandung dalam uang tersebut.
- Uang tanda (token money).
Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi
daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan kata lain
nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk membuat
uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Teori nilai
uang
Teori nilai uang dibagi menjadi
dua. Yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
a) Teori uang
statis
Teori ini disebut statis karena
tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi.
Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah
sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai
beredar?
Teori ini meliputi:
- Teori metalisme. Teori yang
hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
- Teori konvensi. Teori yang
menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena atas dasar
perjanjian/mufakat.
- Teori nominalisme. Teori ini
menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
- Teori negara. Teori ini
menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang
berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan
oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
b). Teori uang
dinamis
Kalau teori
diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini
adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:
- Teori kuantitas. Pada teori
ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai uang sangat
tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher
menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada
jumlah saja, melainkan juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa
sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
- Teori persediaan kas. Teori
ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah uang yang
tidak dibelikan barang-barang.
- Teori ongkos produksi. Teori
ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang
itu dapat dipandang sebagai barang.