Tuesday, 14 November 2017

Contoh Critical Jurnal Review




REVIEW JURNAL
Judul
Perfeksionalisme, Harga Diri, Dan Kecendrungan Depresi Pada Remaja Akhir
Jurnal
Universitas Gajah Maja
Download
e-jurnal 
Volume dan Halaman
2 Halaman 1-14
Tahun
2004
Penulis
Anindio Aditomo Dan Sofia Retnowati
Reviewer
Musmuliyadi
Tanggal
14 November 2017

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu peneliti bertujuan untuk menilai beberapa remaja akhir yang mengalami kecendrungan depresi yang meningkat pada tiap tahunnya dan berakhir dengan bunuh diri.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan sebanyak 77 mahasiswa
Assesment Data
Penelitian ini menggunakan metode wawancara pada mahasiswa
Metode penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu Metode Subjek, Alat Ukur dan Prosedur
Langkah Penelitian
Dilangkah penelitian peneliti mengumpulkan sebanyak 77 mahasiswa yang rentang usianya 18- 22 tahun. Maka dari itu peneliti menggunakan skala multidimensional perfectionism scale (MPR) skala terdiri 22 butir aitem. Jumlah item MPS keseluruhan 35 butir. Seluruh butir item asli diterjemahkan oleh penulis kedalam bahsa indonesia. Lalu ditambah sepuluh item lagi baru digunakan untuk mengantisipasi kemungkinannya gugur item. Setelah di uji coba dari 34 butir yang diuji coba terdapat 10 1tem yang gugur. Mahasiswa mengisi format identitas dan mengisi tiga alat ukur hasil isian subjek untul masing-masing ukur.
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian yaitu: Deskripsi Data : terdapat 33 subjek yang berada pada kategori depresi normal, 20 depresi ringan, 14 depresi sedang, dan 10 depresi berat. Terlihat bahwa ternyata pada populasi mahasiswa (normal) pun terdapat cukup banyak subjek yang mengalami depresi sedang dan berat, yang mencakup 31,18 persen dari seluruh subjek.
Uji Asumsi : Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas tes one sample Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi skor Skala Perfeksionisme (Z = 0,692; p = 0,724), Skala Harga Diri (Z = 0,820; p = 0,511).
Uji Hipotesis : Korelasi perfeksionisme dan depresi adalah sangat signifikan (r=0,368; p<0,01). korelasi harga diri dan depresi juga sangat signifikan (r=-0,433; p<0,01). Hasil uji regresi menunjukkan bahwa model linear yang dihasilkan dengan memperhitungkan kedua variabel prediktor dapat memprediksi kecenderungan depresi dengan nilai F = 14,948 dan p = 0,000. Nilai beta untuk perfeksionisme adalah 0,14 dengan p=0,002 (sangat signifikan), sedangkan untuk harga diri adalah –0,826 dengan p=0,000 (sangat signifikan), dan nilai beta konstanta (titik potong dengan sumbu Y atau kriterion) adalah 22,184 pada p=0,002 (sangat signifikan).
Kekuatan Penelitian
Kekuatan dalam penelitian ini yaitu pada tahap proses yang digunakan yaitu dengan menggunakan alat bantu scala multidimensional perfectionism scale (MPR) lebih murni untuk mendapatkan hasil.
Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini yaitu adanya ketidak pahaman dalam penelitian yang menggunakan skala multidimensional perfectionism scale begitu juga dengan subjek yang diteli dalam penelitian.
Kesimpulan
Dari yang telah saya  critik jurnal yang berjudul Perfeksionalisme, Harga Diri, Dan Kecendrungan Depresi Pada Remaja Akhir dalam penelitiannya untuk mendapatkan hasil yang menggunakan skala multidimensional perfectionism scale dalam skala ini terdapat sepuluh skala yang terdeteksi pada remaja yang mengalami depresi.
dari uji coba didapat sembilan item sahih dengan reliabilitas sebesar  rtt=0,8501 dan koefesien korelasi antara skor aitem dengan skor total bergerak dari 0,3470 sampai dengan 0,7265.


Tuesday, 12 September 2017

makalah strategi pembelajaran tentang metode inkuiri



MAKALAH
STARTEGI PEMBELAJARAN
“MOTODE INKUIRI
D
 I
S
U
S
U
N
OLEH :

Dilla Aulia Daulai                   7151141010
Inka Sihombing
Musmuliyadi                           7152141008

Mata Kuliah STARTEGI PEMBELAJARAN
Jurusan Pendidikan Ekonomi A Reguler
Dosen Pengampu : Dra Effi Aswita Lubis, M.Pd.


 





PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah strategi pembelajaran yaitu Metode Inkuiri”.          
Selama penulisan tugas ini banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penulisan tugas ini sampai dengan selesai. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kami, terutama kepada:
1.      Allah SWT
2.      Ibu Effi Aswita Lubis selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran.
3.      Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Saran dan kritik dari semua pihak selalu kami tunggu demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga hasil makalah ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya. Besar harapan kami semoga hasil tugas ini menjadikan amal sholeh dan menambah khasanah ilmu pengetahuan kita, Amin.

Madan,  September 2017


   Penyusun










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1  LATAR BELAKANG.......................................................................................
1.2  RUMUSAN MASALAH....................................................................................
1.3  TUJUAN..............................................................................................................
1.4  MANFAAT..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Pengertian Inkuiri................................................................................................
2.2 Karakteristik Atau Ciri-Ciri Model Pembelajaran Inkuisi..............................
2.3 Asumsi Dan Tujuan.............................................................................................
2.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri..............................................
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Inkuiri.....................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
3           3.1  KESIMPULAN.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada saat proses belajar–mengajar maka akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Profesionalisme seorang guru bukanlah hanya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuanya melaksanakan pembelajaran yang menarik untuk siswa sehingga siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Daya tarik suatu pelajaran terletak pada dua hal yaitu oleh mata pelajaran itu sendiri dan cara guru mengajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu caranya adalah dengan penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan model inkuiri, guru sebagai “fasilitator pembelajaran”. Siswa mengajukan beberapa pertanyaan, menimbulkan hipotesis, penelitian dan percobaan, menganalisis data, dan memberikan penjelasan.
Johnson dalam supriyono (2011:68) membedakan discovery learning dengan inquiry learning. Discovery terdapat pengalaman yang disebut “ahaa experience” yang dapat diartikan nah ini dia. Inquiry learning tidak selalu sampai pada proses ini. Hal ini karena karena proses akhir discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak pada kepuasan kegiatan meneliti. Discovery learning menekankan pada pengalaman seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan. Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian. Persamaan discovery learning dan inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut menekankan pada masalah konstektual dan aktivitas penyelidikan.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas terdapat berbagai permasalahan yang dapat kami angkat dalam makalah ini, adapun masalah-masalah tersebut yaitu sebagai berikut.
  1. Apakah pengertian model pembelajaran inkuiri?
  2. Mengetahui Asumsi dan Tujuan?
  3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran inkuiri?

1.3  Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1.      Memahami pengertian model pembelajaran inkuiri.
2.      Mengetahui  Asumsi dan Tujuan.
3.      Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri.

1.4  Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
  1. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD.
  2. Dapat menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Sains Kelas Tinggi.
  3. Dapat memberikan pengetahuan bagi pendidik khususnya untuk guru SD tentang model pembelajaran inkuiri.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Inkuiri
Mengidentifikasikan pembelajaran berbasis Inquiry, sama dengan mengidentifikasikan pendekatan multidimensi atau metode yang mengajak peserta didik untuk memecahkan masalah yang ada dalam soal . Kata inquiry sendiri sering kali ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan kata injuiri. Menurut Trianto (2007) kata inquiry, mengandung arti pertanyaan, atau pemeriksaan, ikut serta atau terlibat dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Demikian juga pengertian yang dikemukakan oleh Wahyudin (2008) bahwa to inquire mempunyai makna yang sama sebagaimana dikemukakan Trianto. Sund yang dikutip Trianto (2007) dari Suryosubroto (1993) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau dengan kata lain inquiry merupakan perluasan proses discovery. Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan – kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses – proses berpikir reflektif.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh (Schmidt, 2003) bahwa inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Jadi disini guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan, kadangkala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran  inkuiri ini adalah :
1)      Ketertiban siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
2)      Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
3)      Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang di temukan dalam proses inkuiri.

2.2   Karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran inquiry
Menurut Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik  atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1)      Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2)      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk    mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3)      Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4)      Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5)      Mendorong siswa untuk berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6)      Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher centered kepada student centered.

2.3  Asumsi dan Tujuan
Inkuiri mengasumsikan bahwa sekolah berperan sebaik mungkin untuk mempermudah pengembangan diri sendiri (self development). Oleh karena itu, inkuiri sebagian besar bersifat berpusat pada siswa, menurut supaya para siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajarannya (Wahyudin, 2008). Lebih lanjut, dijelaskan bahwa inkuiri melibatkan unsur – unsur search surprise, dan sifat ini menjadikannya bersifat sangat memotivasi siswa.
Tujuan umum inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang mempuni untuk meningkatkan pertanyaan – pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan mereka. Suchman (Joyce, dkk, 2009) tertarik membantu siswa meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Dalam hal ini Suchman merumuskan teori sebagai berikut:
1)      Siswa meneliti secara ilmiah ketika mereka sedang menghadapi persoalan (kebingungan).
2)      Mereka dapat sadar dan belajar menganalisis strategi – strategi berpikirnya.
3)      Strategi – strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan dapat ditambahkan pada strategi yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
4)      Penelitian kooperatif dapat memperkaya pemikiran dan membantu siswa belajar tentang ketidaksemestian, sifat pengetahuan yang selalu berkembang, dan menghargai penjelasan alternatif.

2.4  Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri 
Secara umum, langkah-langkah model pembelajaran inkuiri sebagai berikut :
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. 

2.5   Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
2.5.1        Kelebihan
  1. Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  2. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  3. Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
  4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2.5.2        Kekurangan
  1. Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  2. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
  4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.





BAB III
PENUTUP
3.1  kesimpulan
Pembelajaran inkuiri merupakan proses kolaboratif antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam prosesnya, siswa dapat mengajukan pertanyaan, mengeksplorasikan jawaban dan penyelesain suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran inkuiri mendorong siswa untuk menguji kemampuan siswa dalam mengelola dan mengaplikasikan bentuk konsep keilmuan yang telah mereka pelajari dengan masalah dunia nyata dari mulai yang sederhana hingga masalah yang komfleks.





DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Roestiyah H.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
Hamruni, Strategi Dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009).



LAMPIRAN
UANG

Pengertian Uang

Pengertian uang dibagi menjadi dua. Yaitu pengertian dalam ilmu ekonomi tradisional dan modern.
a)      Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang diterima secara umum. Alat tukar ini bisa berupa apapun yang diterima orang dalam masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang seperti ini disebut juga uang barang.
b)      Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.

Sejarah Uang

Jangankan uang, pertukaran barang secara barter pun awalnya belum dikenal manusia. Kehidupan saat itu belum sekompleks sekarang. Dengan sangat sederhana manusia memenuhi kebutuhan hidup sendiri-sendiri.
Misalnya pergi berburu jika lapar; butuh pakaian tinggal membuat sendiri dengan bahan kulit binatang atau pohon; jika ingin makan makanan lain, mereka pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah yang diinginkan; dan lain sebagainya.
Namun, seiring berjalannya waktu manusia menghadapi kenyataan bahwa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri secara menyeluruh. Sehingga dicarilah cara tukar-menukar barang antara individu satu dengan yang lain. Cara seperti ini dikenal sebagai sistem barter.

Sistem Barter

Sistem barter digunakan cukup lama, berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati kendala pada sistem tersebut karena kehidupan lebih kompleks lagi.
Kendala pada sistem barter misalnya sulit ketemunya dua orang pemilik barang yang saling membutuhkan satu sama lain. Misal, Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya dengan B yang punya ikan tetapi butuhnya bukan buah, melainkan pakaian.
Fungsi Uang
Sudah dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi Asli Dibagi Menjadi Tiga:
  1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran
  2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
  3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi Turunan Dibagi Menjadi:
  1. Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
  2. Uang sebagai alat pembayaran utang.
  3. Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
  4. Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
  5. Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Syarat-Syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
  1. Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)
  2. Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh pemerintah
  3. Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
  4. Kualitasnya sama (uniformity)
  5. Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
  6. Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
  7. Mudah dibawa (portable)
  8. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
  9. Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
Jenis Uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.
  • Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).
  • Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
Uang menurut bahan pembuatannya
  • Uang logam
Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena bisa tahan lama. Pada awal kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadarnya semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini memiliki tiga nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar, yaitu nilai daya tukarnya. Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa dapat sepiring nasi.
  • Uang kertas
Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai nominal.
Menurut nilainya uang dibedakan menjadi dua:
  • Uang penuh (full bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
  • Uang tanda (token money). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan kata lain nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Teori nilai uang
Teori nilai uang dibagi menjadi dua. Yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
a)      Teori uang statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini meliputi:
  1. Teori metalisme. Teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
  2. Teori konvensi. Teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena atas dasar perjanjian/mufakat.
  3. Teori nominalisme. Teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
  4. Teori negara. Teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
b). Teori uang dinamis
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:
  1. Teori kuantitas. Pada teori ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada jumlah saja, melainkan juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
  2. Teori persediaan kas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
  3. Teori ongkos produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.















MATERI TENTANG KEBUTUHAN

kebutuhan adalah  segala sesuatu keinginan manusia yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta me...