MAKALAH
STARTEGI
PEMBELAJARAN
“MOTODE INKUIRI”
D
I
S
U
U
N
OLEH :
Dilla Aulia Daulai
Inka Sihombing
Musmuliyadi
Mata Kuliah STARTEGI
PEMBELAJARAN
Jurusan
Pendidikan Ekonomi A Reguler
![](file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah strategi
pembelajaran yaitu “Metode Inkuiri”.
Selama penulisan tugas ini banyak pihak yang
telah membantu penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penulisan tugas ini
sampai dengan selesai. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih yang
tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kami, terutama kepada:
1.
Allah SWT
2.
..... selaku dosen mata kuliah Strategi
Pembelajaran.
3.
Berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Saran dan kritik dari
semua pihak selalu kami
tunggu demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga hasil
makalah ini dapat diterima dan
memberi manfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya. Besar harapan kami semoga hasil tugas ini menjadikan amal sholeh dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan kita, Amin.
Madan, September
2017
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada saat proses belajar–mengajar maka akan
terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan
itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana
pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran
berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan
positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan
konsep selama ini, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam
menyajikan suatu bahan sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam
belajar.
Profesionalisme seorang guru bukanlah hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuanya melaksanakan
pembelajaran yang menarik untuk siswa sehingga siswa lebih aktif mengikuti
pembelajaran. Daya tarik suatu pelajaran terletak pada dua hal yaitu oleh mata
pelajaran itu sendiri dan cara guru mengajar.
Cara guru mengajar menjadi salah satu penentu
keberhasilan proses belajar mengajar. Salah satu caranya adalah dengan
penerapan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model diartikan sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan
model inkuiri, guru sebagai “fasilitator pembelajaran”. Siswa mengajukan
beberapa pertanyaan, menimbulkan hipotesis, penelitian dan percobaan,
menganalisis data, dan memberikan penjelasan.
Johnson dalam supriyono (2011:68) membedakan
discovery learning dengan inquiry learning. Discovery terdapat pengalaman yang
disebut “ahaa experience” yang dapat diartikan nah ini dia. Inquiry learning
tidak selalu sampai pada proses ini. Hal ini karena karena proses akhir discovery
learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak
pada kepuasan kegiatan meneliti. Discovery learning menekankan pada pengalaman
seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan.
Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa
didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian. Persamaan
discovery learning dan inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut
menekankan pada masalah konstektual dan aktivitas penyelidikan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas terdapat berbagai permasalahan yang
dapat kami angkat dalam makalah ini, adapun masalah-masalah tersebut yaitu
sebagai berikut.
- Apakah pengertian model pembelajaran inkuiri?
- Mengetahui Asumsi dan Tujuan?
- Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran inkuiri?
1.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari
rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
1.
Memahami pengertian model
pembelajaran inkuiri.
2.
Mengetahui Asumsi dan Tujuan.
3.
Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam model pembelajaran inkuiri.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini,
yaitu:
- Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD.
- Dapat menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Sains Kelas Tinggi.
- Dapat memberikan pengetahuan bagi pendidik khususnya untuk guru SD tentang model pembelajaran inkuiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Inkuiri
Mengidentifikasikan
pembelajaran berbasis Inquiry, sama
dengan mengidentifikasikan pendekatan multidimensi atau metode yang mengajak
peserta didik untuk memecahkan masalah yang ada dalam soal . Kata inquiry sendiri sering kali ditulis dalam
Bahasa Indonesia dengan kata injuiri. Menurut Trianto (2007) kata inquiry,
mengandung arti pertanyaan, atau pemeriksaan, ikut serta atau terlibat dalam
mengajukan pertanyaan – pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Demikian juga pengertian yang dikemukakan oleh Wahyudin (2008)
bahwa to inquire mempunyai makna yang
sama sebagaimana dikemukakan Trianto. Sund yang dikutip Trianto (2007) dari
Suryosubroto (1993) menyatakan bahwa discovery
merupakan bagian dari inquiry, atau
dengan kata lain inquiry merupakan perluasan proses discovery. Pembelajaran
inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun
kecakapan – kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses –
proses berpikir reflektif.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh
(Schmidt, 2003) bahwa inquiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Jadi disini guru berkewajiban
menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan, kadangkala guru perlu
memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran
kepada peserta didik.
Sasaran utama kegiatan
pembelajaran inkuiri ini adalah :
1) Ketertiban
siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
2) Keterarahan
kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran.
3) Mengembangkan
sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang di temukan dalam proses inkuiri.
2.2
Karakteristik
atau ciri-ciri model pembelajaran inquiry
Menurut
Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1)
Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa
secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek
belajar.
2)
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief).
3)
Membuka intelegensi siswa
dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4)
Memberikan kebebasan pada
siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5)
Mendorong siswa untuk
berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6)
Proses interaksi belajar
mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher
centered kepada student centered.
2.3 Asumsi dan Tujuan
Inkuiri mengasumsikan bahwa sekolah
berperan sebaik mungkin untuk mempermudah pengembangan diri sendiri (self
development). Oleh karena itu, inkuiri sebagian besar bersifat berpusat pada
siswa, menurut supaya para siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajarannya
(Wahyudin, 2008). Lebih lanjut, dijelaskan bahwa inkuiri melibatkan unsur –
unsur search surprise, dan sifat ini menjadikannya bersifat sangat memotivasi
siswa.
Tujuan umum inkuiri adalah membantu
siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang mempuni untuk
meningkatkan pertanyaan – pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari
rasa keingintahuan mereka. Suchman (Joyce, dkk, 2009) tertarik membantu siswa
meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Dalam hal ini Suchman merumuskan teori sebagai
berikut:
1) Siswa meneliti
secara ilmiah ketika mereka sedang menghadapi persoalan (kebingungan).
2) Mereka dapat
sadar dan belajar menganalisis strategi – strategi berpikirnya.
3) Strategi –
strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan dapat ditambahkan
pada strategi yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
4) Penelitian
kooperatif dapat memperkaya pemikiran dan membantu siswa belajar tentang
ketidaksemestian, sifat pengetahuan yang selalu berkembang, dan menghargai
penjelasan alternatif.
2.4 Langkah-langkah Model
Pembelajaran Inkuiri
Secara
umum, langkah-langkah model pembelajaran inkuiri sebagai berikut :
1.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah
yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan
siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah,
tanpa kemauan dan kemampuan maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan
lancar.
2.
Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah
itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh
sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai
hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan
logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh
kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,
setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan
hipotesis yang rasional dan logis.
4.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
5.
Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6.
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
2.5.1
Kelebihan
- Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
- Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
- Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2.5.2
Kekurangan
- Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
- Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
BAB
III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Pembelajaran inkuiri merupakan proses
kolaboratif antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dalam prosesnya,
siswa dapat mengajukan pertanyaan, mengeksplorasikan jawaban dan penyelesain
suatu masalah yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran inkuiri mendorong siswa
untuk menguji kemampuan siswa dalam mengelola dan mengaplikasikan bentuk konsep
keilmuan yang telah mereka pelajari dengan masalah dunia nyata dari mulai yang
sederhana hingga masalah yang komfleks.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri
Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Roestiyah H.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
Hamruni, Strategi
Dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga, 2009).
https://www.slideshare.net/akhwatmuslimahcommunitty/makalah-konsep-dasar-strategi-pembelajaran-dan-teori-belajar
No comments:
Post a Comment