“RINDUKU INGINMU”
Pagi datangaku
masih terdiam
Menembus bebas
lamunan membisu
Masih tersimpan
setangkup rindu
Dimana ku rasa
membias sendu hingga relungku
Tentang kita dan sketsa perjalanan
Namun semua tidak selalu sempurna
Karna hanya angan-angan yang tercipta
Agar rindu itu menyatu
Bukan khayalan
serta anganku sahaja
Dan angankupun
sudah kutitipkan padamu
Agar kita tidak
terpisah walau rindu telah memuncak
Dekaplah daku
dengan erat walau hanya khayal dan angan
“MALAM
PENGGANGU”
Malam
pengganggu
Membawa
sejuta bisik-bisik hasrat kalbu
Tak
jemu merayu akan indah rayu parasmu
Ooh.
. . malam pengganggu
Risih dalam keheningan
Hadirmu hanya dalam bayang
Kini hanyalah kuasaku
Menepismu masa lalu
Bangkitku
kenangan lalu
Itu
hanya pilu senduku
Riuh
gemuruh rasa
Aah
malam khayal anganku
“MENJELANG HILANG”
Redup mentari
diujung usia
Disudut senja
termangu
Ilusi menari
enggan pergi
Senja meredup
gulita menjarah
Malam kau genggam luka
Seiring semilir angin
Meremang membias
Dalam pekat yang semakin pekat
Petang bergeser
Embun mulai
menjemput
Sang mentari
berikan cahaya
Hayatku telah
diujungnya
"TEMBANG SUNYI"
Tembang sunyi
Derita terpetik
Dari dawai rasa
Yang tak senada
Terhempas dibumi
Hanya gema rintik sunyi
Hampa terbiar
Terdampar dalam belantara
Bersambut hening
Hamparan malam
Membekas dalam
rasa
Bersandar damai
dalam ujarnya
“RAKYAT TAK BERDAYA”
Meronta-ronta
dalam diam
Berteriak keras
melantang
Namun masih tak
terdengar
Entah mereka
tuli atau memang tak mau mendengar
Jelata-jelata telanjang
Namun mereka tak peduli
Seakan-akan sengaja ingin memusnahkan
Jari jemari hanya tau meraba
Dimata dan hati
mereka
Mungkin hanya
gonggongan semata
Perlukah jelata
ini menangis darah?
Supaya mereka
percaya
No comments:
Post a Comment